Jumat, 09 Februari 2018

Perempuan di Sumbar Lebih Berpendidikan ?



 
Perkembangan tingkat (jenjang) pendidikan formal yang dicapai oleh wanita di Sumbar pada tahun 2017, lebih berkualitas bila dibandingkan kelompok laki-laki. Jika kita mencermati data Publikasi Statistik Kesejahteraan Rakyat Propinsi Sumatera Barat, sekitar 12.69% wanita yang berumur 15 tahun keatas memiliki ijazah tertinggi pada jenjang Perguruan Tinggi / PT (mulai dari jenjang Diploma 1/ D1 s/d S3), sedang capaian kaum adam sekitar 8.09% (http://sumbar.bps.go.id). Selanjutnya, bila dibandingkan dengan tahun 2016, persentase wanita usia 15 tahun keatas yang memiliki ijazah PT meningkat sekitar 1.03 % yaitu dari 11.66 % tahun 2016 menjadi 12.69% pada Tahun 2017 (Publikasi Profil Pendidikan Propinsi Sumatera Barat 2016).  Sementara kaum adam yang memiliki ijazah tertinggi pada jenjang PT, sedikit menurun dari 8.36 % pada tahun 2016 menjadi 8.06 % pada tahun 2017 (Figure  1).


Figur 1.    Persentase Penduduk Usia 15 Tahun Keatas Yang Memiliki Ijazah Tertinggi Berdasarkan Jenis Kelamin Pada Tahun 2016 Dan 2017.
 
  
Kecenderungan menurunnya persentase kaum laki-laki yang memiliki ijazah tertinggi bukan saja terjadi pada jenjang Perguruan Tinggi, tetapi juga pada jenjang Pemdidikan Menengah (SMA/Sederajat).  Pada tahun 2016, laki-laki berusia 15 tahun keatas yang memiliki ijazah tertinggi pada jenjang SMA/Sederajat sekitar 32.05%, sedangkan pada tahun 2017, hanya mencapai 29,86% (menurun sekitar 2.19%). Sementara persentase laki-laki yang memiliki ijazah pada jenjang pendidikan dasar (SD s/d SMP) meningkat dari 42,21% pada tahun 2016 menjadi 44,47%.  Kondisi ini mungkin perlu dicermati karena menggambarkan kecenderungan menurunnya angka melanjutkan ke jenjang SMA/sederajat atau adanya DO pada jenjang SMA/sederajat.  
Untuk lebih mencermati fenomena pendidikan kaum laki-laki tersebut, dapat dipelajari dari status pendidikan penduduk berumur 7 - 24 tahun pada tahun 2017.  Persentase anak laki-laki pada kelompok usia tersebut, yang masih bersekolah pada jenjang SMP/Sederajat sekitar 15,75%, sedangkan wanita sekitar 16.48%.  Selanjutnya persentase laki-laki yang masih bersekolah di jenjang SMA/Sederajat sekitar 13.51 %, dan kaum wanitanya sekitar 15.89%.  Padahal jika kita pelajari data persentase penduduk pada kelompok umur dari 5 - 24 tahun, dimana persentase laki-laki lebih besar (sekitar 37.51%) dibandingkan  kelompok wanita (sekitar 35.73%).    
Pendidikan kaum wanita juga memiliki kecenderungan yang perlu dicermati, dimana terjadi peningkatan persentase wanita berusia 15 tahun keatas yang tidak memiliki ijazah pada tahun 2017 sekitar  0.89 % (dari 19.59% pada tahun 2016 menjadi 20.48% pada tahun 2017).  Peningkatan tersebut lebih besar bila dibandingkan peningkatan pada kelompok laki-laki yang meningkat sekitar 0.20% (dari 17.38 % pada tahun 2016 menjadi 17.58%).  Seyogyanya persentase tersebut berkurang,  karena pada tahun 2017 akan terjadi penambahan penduduk usia 15 tahun keatas yang berasal dari anak yang pada tahun 2016 masih berumur sekitar 14 tahun (generasi baru, dimana minimal mereka sudah memiliki ijazah SD/Sederajat, jika Partisipasi Murninya mendekati 100 %). Disamping itu, biasanya penduduk usia 15 tahun keatas yang tidak memiliki ijazah / tidak atau belum pernah bersekolah adalah generasi-generasi yang sudah tua, yang secara alamiah akan berganti dengan generasi dibawahnya.
Perbedaan kritikal poin antara laki-laki dan wanita, seyogyanya menjadi bagian dari isu-isu strategis pembangunan pendidikan di daerah, terutama dalam menyusunan rancangan awal (pendekatan  teknokratik) dari rencana pembangunan tahunan daerah. Pendidikan anak laki-laki dihadapkan pada persoalan pada angka melanjutkan ke jenjang Perguruan Tinggi maupun  ke jenjang SMA/sederajat (termasuk potensi DO di jenjang tersebut). Sedangkan pendidikan anak perempuan, dihadapkan pada potensi tidak memiliki ijazah (berhenti sebelum memperoleh ijazah pada jenjang pendidikan dasar).  Semoga masyarakat dan pemerintah daerah di Sumbar mampu meningkatkan angka partisipasi pada Perguruan Tinggi ( target RPJMN pada 2019, sekitar 36%) sehingga mampu meningkatkan persentase penduduk berijazah PT sekitar setengah dari negara maju (25 s/ 30 %) pada tahun 2019, dimana pada tahun 2017 diperkirakan telah dicapai oleh daerah  yaitu Kota Solok (sekitar 25,85%).