Press bagian dari paradigma inovasi 4-P yang dilansir Bussines Inovation Centre (BIC) sebagai pertimbangan dalam pengembangan sistem inovasi daerah (http://www.bic.web.id ). Paradigma
4-P adalah People-Product-Process-Press. Mengutip artikel BIC
tersebut, sistem inovasi di
daerah jangan “ berhenti” pada dua hal yaitu people (manusia) dan product
(produk). Saat ini
nilai inovasi justru sering lebih dihargai karena Process,
dimana didalamnya termasuk nilai experiential / mengalami, proses interaksi, bahkan saat konsumen menjadi
bagian dari proses penciptaan inovasi itu sendiri. Selanjutnya, Press (pers, multi-media, social media, dll), saat ini selalu menjadi bagian tak terpisahkan dari
kisah-kisah sukses inovasi besar, termasuk yang berskala global.
Jika kita mencoba memahami inovasi
daerah ( semua bentuk pembaruan untuk peningkatan kinerja), maka setelah mendorong kebijakan dengan basis People dan Product, dilanjutkan dengan mengelola Process dan Press. (Baca juga Mengenal Inovasi Daerah https://palantabirokrasi.blogspot.co.id/2017/07/mengenal-inovasi-daerah.html).
Dengan mengelola proses, inovasi
akan berjalan searah dengan kebutuhan pemanfaat layanan. Pengelolaan Press akan
memudahkan masyarakat untuk mengakses, mengembangkan, dan membangun
jejaring multi-media, sebagai bagian
dari ekosistem inovasi daerah.
Mengelola
Press juga dapat digunakan sebagai
pengungkit dalam mengelola people, product dan process. Press yang informatif dapat menjadi
mendorong people untuk mengenal persoalan, kebutuhan, dan
sebagainya, sehingga akhirnya berinovasi. Disamping itu Press
juga dapat memberikan informasi mulai dari pesaing, karakteristik produk dibutuhkan serta teknologi yang
diperlukan dalam berinovasi. Selanjutnya dalam mengelola Prosess,
dibutuhkan Press / media yang
interaktif, sehingga calon pemanfaat layanan dapat berinteraksi /
berpartisipasi dalam memberikan “informasi, apresiasi, koreksi, dsb” agar proses inovasi daerah berjalan
lebih baik.
Menempatkan
Press
sebagai bagian dari paradigma sistem
pengembangan inovasi daerah akan lebih berdaya duga dalam memperkuat People, Product dan Process.
Untuk itu dibutuhkan Press dengan karakteristik informatif, interaktif, transaksi dan services
secara proporsional, sehingga mampu mengemban fungsi knowledge, governance dan services.
Sebagai
ilustrasi sederhana, terdapat suatu
inovasi dalam pengembangan produk UMKM, maka Press
seyogyanya dapat membantu dalam hal knowledge seperti membantu pelaku untuk mengenali
/ mengidentifikasi selera pasar. Dalam hal governance,
press juga dapat berperan dalam membangun “pangsa pasar”, jejaring konsumen / komunitas, dsb. Akhirnya dalam hal services, Press juga dapat berperan dalam memudahkan transaksi
antara pelaku UMKM dengan konsumen. Peningkatan
dalam partisipasi
publik, atau transaksi, atau
service merupakan indikator kinerja
dari suatu inovasi. Selamat berinovasi.